Pengantar Jurnalistik Season I (Satu)
Hari ini 14 Maret 2013 hari pertama belajar Pengantar Jurnalistik oleh Ibu Radiah. banyak cerita hari ini di kelas yang cerah di cuaca yang hujan. ibu Radiah memasuki kelas secara perlahan tapi pasti lalu bertanya, sekarang sudah jam berapa ? para mahasiswa pun menjawab dengan teriakan merdu, jam 10 Bu !! lalu setelah itu, ibu pun
menjelaskan apa yang harus dia jelaskan, dan sementara ibu dosen menjelaskan, Dito, Ari, dan juga Cici malah sibuk membahas Imran yang berangkat ke Jakarta yang menaiki kapal KM TIDAR. belum selesai cerita di atas, ada Awal lagi yang mengeluarkan kemampuan bahasa asingnya dengan bertanya sana-sini "ketek kuda saya...ketek kuda saya...ketek kuda saya". dan di saat bersamaan, Ayu Trisnawati menjadi dosen sambung. apa itu dosen sambung ? saya kira tidak perlu saya jelaskan, kalian sudah mahasiswa. emang gampang jadi mahasiswa? :P kenapa saya katakan dosen sambung, karena di saat dosen sedang mendikte, Ayu men-Copy kata-kata dosen dan mem-Paste ke telinga Diana.
Definisi Jurnalistik yang sempat saya dengar dan saya catat tadi " Jurnalistik adalah seni/keterampilan, mencari, mengumpulkan,mengolah, menyusun, dan menyajikan berita tentang peristiwa yang terjadi sehari-hari secara indah, dalam rangka memenuhi kepenuhan hati khalatnya". kata-kata INDAH pada jurnalistik artinya seperti ini, "bisa mengubah sifat, sikap, pendapat dan tingkah laku pendengar/pembaca".
Ternyata ibu Radiah malas membawa benda berat."katanya!", ibu Radiah senang menulisdan minat jurnalistik.dan ibu Radiah menyarankan untuk selalu mencatat...mencatat...mencatat...dan mencatat. Alm. Sittia Dahlan wanita Bone adalah orang yang mengajarkan ibu Radiah pidato/berbicara di depan umum.
Pada hari ini juga, Raffi Ahmad dan Mahfud MD ikut di bahas pada pengantar jurnalistik, Delifat Cathinon sampai Betadine pun ikut di bahas juga.
menjelaskan apa yang harus dia jelaskan, dan sementara ibu dosen menjelaskan, Dito, Ari, dan juga Cici malah sibuk membahas Imran yang berangkat ke Jakarta yang menaiki kapal KM TIDAR. belum selesai cerita di atas, ada Awal lagi yang mengeluarkan kemampuan bahasa asingnya dengan bertanya sana-sini "ketek kuda saya...ketek kuda saya...ketek kuda saya". dan di saat bersamaan, Ayu Trisnawati menjadi dosen sambung. apa itu dosen sambung ? saya kira tidak perlu saya jelaskan, kalian sudah mahasiswa. emang gampang jadi mahasiswa? :P kenapa saya katakan dosen sambung, karena di saat dosen sedang mendikte, Ayu men-Copy kata-kata dosen dan mem-Paste ke telinga Diana.
Definisi Jurnalistik yang sempat saya dengar dan saya catat tadi " Jurnalistik adalah seni/keterampilan, mencari, mengumpulkan,mengolah, menyusun, dan menyajikan berita tentang peristiwa yang terjadi sehari-hari secara indah, dalam rangka memenuhi kepenuhan hati khalatnya". kata-kata INDAH pada jurnalistik artinya seperti ini, "bisa mengubah sifat, sikap, pendapat dan tingkah laku pendengar/pembaca".
Ternyata ibu Radiah malas membawa benda berat."katanya!", ibu Radiah senang menulisdan minat jurnalistik.dan ibu Radiah menyarankan untuk selalu mencatat...mencatat...mencatat...dan mencatat. Alm. Sittia Dahlan wanita Bone adalah orang yang mengajarkan ibu Radiah pidato/berbicara di depan umum.
"jikalau kalian ingin pandai berbicara di depan umum/khalayak ramai. setiap anda mengikuti mata kuliah dan lain-lain, catatlah hal yang penting-penting".(Alm. Sittia Dahlan)
Pada hari ini juga, Raffi Ahmad dan Mahfud MD ikut di bahas pada pengantar jurnalistik, Delifat Cathinon sampai Betadine pun ikut di bahas juga.
"Ibu senang jikalau kalian suka nonton berita. ingat itu !"(Ibu Radiah)
Dito pun berteriak, BEBASKAN RAFFI !
Nah, mari kitra sorot ke Dito. Dito memberikan pertanyaan yang baik kepada ibu Radiah, dan ibu Radiah pun mengakui bahwa pertanyaan saudara Muh. Kurniawan Dito A itu bagus. kalau dalam teori komunikasi ini katakan sebagai Respon dari komunikan sangat baik. heheh namun di sisi lain, Dito sibuk menyembunyikan kakinya dari pandangan Ibu Radiah. kenapa? karena dito tidak pakai SEPATU, atau dalam pandangan lain dito pakai SENDAL.

Tidak ada komentar